KERAJAAN SARUNG
(ADEGAN 1)
Nenek : Malam semakin larut, semakin dingin ,dan usiaku semakin bertambah. Aku semakin tua, malam demi malam kulewati tanpa suamiku hanya cucu-cucuku yang menemaniku. Cucu-cucuku mana yah…? Padahal kalo biasanya sudah berkumpul di tempat ini. Cu…cu…cu…cu… cucu….? Kamu dimana?
Cucu 1 : iya, Nek !! aku disini.
Nenek : yang lain mana..?
Cucu 2 : aku disini… ada apa Nek?
Nenek : cu… ayo kesini berkumpul, Nenek mau cerita..!
Cucu 1 : cerita apa Nek..?
Nenek : ada deh..!! tapi sebelumya tenang dulu yah…sebelum Nenek bercerita.
Cucu 2 : ach…aku tidak mau mendengar Nenek yang sudah peot..!!
Cucu 3 : hei..!! kau jahat sekali sama nenek.
Cucu 1 : yah…betul !! kita harus patuh sama Nenenk.
Cucu 2 : kalo memang dia sudah tua…
Nenek : sudahlah…tenang cucu-cucuku. Nenek sudah mau bercerita…
Cucu 4 : yah…aku sudah tidak sabar mendengar cerita nenek.
Cucu 2 : ah….aku tidak mau mendengar cerita Nenek. Aku mau menyanyi.
Nenek : yah…kalo begitu Nenek akan panggilkan kakak-kakak yang cantik dan gagah.
Cucu-cucu : horeeeee….. ie’ Nenek, kakak yang cantik-cantik nah..!!
Penyanyi : (menyanyikan lagu balonku dan cicak di dinding).
Cucu-cucu : Nenek…aku mau lagu cinta-cinta.
Nenek : yah-yah…kakak akan menyanyikannya.
Penyanyi : (menyanyikan lagu cinta-cinta)
Cucu 5 : Nenek….nenek…. nddak mau ja’ saya lagu cinta-cinta. Mau ja’ saya ma’puisi.
Nenek : coba Nenek dengar, kamu mau baca puisi apa?
Cucu 5 : Baca puisi (API)
Cucu 6 : mau jugaka’ baca puisi nenek.
Nenek : coba….Nenek dengar kamu baca puisi.?
Cucu 6 : (Kentut). Kentut…Suaramu begitu merdu bagaikan artis penyanyi dangdut. Hembusanmu bagaikan angin membawaku terbang melayang, keluar dari lubang yang keriput yang berbunyi put…put…puuuuutttttt….
Nenek : Ternyata, cucu-cucuku hebat-hebat yah !! Nah, sekarang giliran Nenek bercerita. Tapi, kalian harus janji pada Nenek.
Cucu-cucu : janji apaan, Nek?
Nenek : sepanjang nenek bercerita, kalian semua jangan ribut ya.. atau coddo’-coddo’. Janji..?
Cucu-cucu : Iya, Nek…!
Nenek : Nah, sekarang nenek mulai ceritanya.
Cucu-cucu : sebelum nenek cerita, judulnya apaan nek?
Nenek : Judulnya itu “KERAJAAN SARUNG”
Cucu-cucu : ok deh nek, ceritanya dimulai aja.! Karena ku tak sabar mendengarnya.
Nenek : pada suatu hari…disebuah kerajaan Sang Raja berbincang-bincang pada istri dan anaknya membicarakan masa depan kerajaannya.
(ADEGAN 2)
Raja : Istriku…istriku…istriku…engkau ada dimana dinda?
Istri Raja : aku disini kanda.
Raja : Anak kita dimana dinda?
Anak Raja : aku disini ayahanda.!
Raja : coba kesini anakku.
Anak Raja : iya..ayahanda!
Raja : kamu sedang apa nak?
Anak Raja : saya sedang membaca buku pelajaran ayahanda..!
Raja : Bagus-bagus, kelak kau akan menjadi pewaris ditahta kerajaan. Sudah sana tidur ini sudah larut malam.
Anak Raja : iya ayahanda.
Raja : Istriku….
Istri Raja : Iya, kanda..!!
Raja : Kemari, adinda harus mendidik anak kita agar menjadi anak yang berbakti.
Istri Raja : Iya kakanda.
Raja : Jendral sekarang ada dimana dinda..?
Istri Raja : Jendral ada di belakang kanda.
Raja : Jendral….jendral….
Jendral : Hamba Paduka, ada apa gerangan hamba di panggil menghadap ke paduka?
Raja : Bagaimana keadaan istana dan keamanan gerbang?
Jendral : Hamba Paduka, keadaan istana baik-baik saja. Hamba telah memilih pengawal yang dapat di andalkan.
Raja : Bagus-bagus.!! Kalau begitu laksanakan tugasmu.
Jendral : siap paduka !!
Raja : Istriku….ayo kita ke kamar.
Istri Raja : Iya kanda.
(ADEGAN 3)
Nenek : Disisi lain, Sang Raja tidak mengetahui niat jahat jendral dan istrinya yang ingin menguasai tahta kerajaan Sang Raja.
Cucu : Jadi Nek..? Kelanjutan cerita Kerajaan Sarung bagaimana?
Nenek : Setelah pertemuan Raja dan Jendral… Jendral tak sabarkan diri ingin cepat bertemu istrinya, untuk mengatur siasat jahatnya.
(ADEGAN 4)
Jendral : Haa….haa….haaa…. Dasar Raja bodoh. Dia tidak tahu kalau aku ini ingin tahta kerajannya. Haha…hahahhaaaa….
Istri Jendral : Hahaha…betul suamiku. Hahahaaaa…..
Jendral : Sebentar lagi saya akan menjadi Raja dan engkau istriku akan menjadi permaisuri di dunia.
Istri Jendral : Ia, aku sudah tidak sabar suamiku. Menjadi seorang permaisuri. Eitss….mana pengawalmu suamiku?
Jendral : Lambaco…Lambaco….
Lambaco : hamba paduka.
Jendral : weh…disini bodoh !!
Lambaco : hamba paduka.
Jendral : hamba..hamba..hanya hamba yang selalu kau ucapkan.
Lambaco : hamba paduka.
Jendral : Lambaco, kau akan ku beri tugas menjaga keamanan gerbang. Barang siapa yang berani masuk tanpa seizing kau dan saya. Seret mereka kau perlu musnahkan.
Lambaco : siap paduka.
Jendral : silahkan laksanakan tugasmu dengan baik.
Istri Jendral : we...we…Lambaco. cuci pakaian kotor yang ada di keranjang. Setelah itu jangan lupa kepasar belanja.
Lambaco : Huh…saya mi sedeng..!! Istri pemalas.
Istri Jendral : apa…? Apa kau bilang..?
Lambaco : Ti…ti…tidak…aku tidak bilang apa-apa.
Istri Jendral : Laksanakan tugasmu.
Lambaco : siap.!!
(ADEGAN 5)
Nenek : Di lain tempat Sang Pangeran sedang merenungkan nasibnya bersama pengawal setianya.
Cucu-cucu : Siapa pangeran itu, Nek?
Nenek : Pangeran itu adalah anak Raja yang diusir karena Pangeran terlebih dahulu mengetahui rencana Jendral dan pada saat itu dia mengadukan kepada Raja. Tetapi, Raja tidak percaya karena hasutan Jendral sebelumnya. Sampai-sampai Raja mengusir anaknya karena dianggap memfitnah jendral.
Cucu 1 : Jadi, kenapa mi itu nasibnya pangeran kodong..???
Cucu 2 : Dengar mi ceritanya nenek dulu…!!
Nenek : Nah.!! Disini pangeran mulai berfikir bersama pengawalnya untuk kembali ke kerajaan dan membongkar kejahatan Jendral.
(ADEGAN 6)
Pangeran : Mengapa nasibku malang seperti ini.? Mengapa Ayahanda tega mengusirku dari kerajaan. Padahal aku adalah satu-satunya putra ayahanda penerus kerajaan.
Pengawal Pangeran : Begini Pangeran…
Pangeran : Begini bagaimana..???
Pengawal Pangeran : begini…kalo boleh aku bicara. Begini Pangeran..!!
Pangeran : Hei…apa yang kau mau bicarakan, kenapa it uterus ji yang kau ucapkan “Begini” sebentar “begini” mi seng.
Pengawal Pangeran : Ecececececeeh…. Inimini saya terus ji yang disalahkan.!! Sebentar-sebentar saya lagi yang salah. Nddak sadar itu Pangeran kalau nasibku sama dia sama ji. Cuma dia Pangeran, saya budaknya ji kodong.
Pangeran : Apa.?? Apa kamu bilang, BUNTU..??? Aku ini Pangeran, putra Raja pewaris kerajaan.
Pengawal Pangeran : Begini Pangeran, karena saya ini kodong setiap mau ka bicara selalu dipotong. Tidak sadar ki Pangeran aku ini pengawal setiamu Pangeran.
Pangeran : Ia BUNTU… Apa yang kau mau bicarakan. Silahkan.!!
Pengawal Pangeran : Begini Pangeran, saya tahu bahwa pangeran adalah satu-satunya putra Raja dan pewaris tahta kerajaan. Bagaimana kalau kita kembali kekerajaan dan membongkar semua rahasia jendral.
Pangeran : wahh… Terkadang otakmu jalan juga yah.!! Kamu jadi pintar. Kau betul-betul pengawalku yang setia.
Pengawal Pangeran : Ialah Pangeran, kalo begitu kapan kita berangkat ke kerajaan?
Pangeran : Tahun depan… yah sekaranglah BUNTU.!!! Eitsss, sudah jako itu mandi?? Kita ini mau ke Istana bertemu Ayahanda dan Ibunda.
Pengawal Pangeran : Belum pi Pangeran.
Pangeran : Ececececeeh…..sudah seharian kau belum mandi??? Kau itu Pengawal Pangeran. Apa kata DUNIA.???????
Pengawal Pangeran : Kita iyya pangeran, sudah tong jaki mandi??
Pangeran : Hustt, jangan ko ribut BUNTU. Belum pi juga.!! Hah, lupakan mi itu. Ayo kita ke istana. (pergi dan meninggalkan pangawalnya)
Pengawal Pangeran : tunggu ka Pangerannnn……
(ADEGAN 7)
Nenek : Pangeran telah menuju ke istana. Dan di kamar, Jendral telah melanjutkan rencana busuknya bersama istrinya.
(ADEGAN 8)
Jendral : Selangkah lagi aku akan berhasil menjadi Raja karena beberapa tahun yang lalu kita telah berhasil menyingkirkan Pangeran. Hahahahaaa….
Istri Jendral : Ia suamiku…. Jadi, rencana selanjutnya apa yang akan dilakukan?
Jendral : Begini saying, saya akan menyingkirkan Raja dengan berbagai cara.
Istri Jendral : Baiklah suamiku, aku sudah betul-betul tidak sabar menjadi Ratu di istana yang megah ini.
Jendral : tenanglah istriku, kalo begitu mari kita jalankan dengan penuh waspada.
Istri jendral : Ia suamiku.
Jendral : kalo begitu aku pergi dulu yah..!!
(ADEGAN 9)
Nenek : sedangkan diruang keluarga istri raja dan anaknya membicarakan Pangeran.
(ADEGAN 10)
Anak 1 : Ibunda, mengapa Ayahanda tega mengusir pangeran?
Anak 2 : Ia Ibunda, padahal hanya kakaklah satu-satunya putra dan pewaris tahta kerajaan kita.
Istri Raja : itu semua karena ulah Jendral yang mempengaruhi ayahnda kalian.
Anak 1 : Jadi, Ibunda sebenarnya tahu tentang kejahatan Jendral.??
Istri Raja : Ia anakku, aku tahu. Tapi aku takut pada Ayahandamu karena dia begitu tegas dan terlalu percaya pada jendral. Tapi yakin saja semua kejahatan dan kebohongan tidak begitu lama bertahan. Pasti suatu saat nanti akan terbongkar.
Anak 2 : Ia Ibunda. Tapi, aku sangat merindukan kakanda.
Istri Raja : sabar anak-anakku, kakakmu pasti pulang dan membongkar kejahatan jendral.
(ADEGAN 11)
Nenek : Tiba-tiba istri Jendral langsung masuk dalam pembicaraan istri Raja dan anaknya. Dengan begitu sombong dan angkuhnya dia tidak sadar mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dia katakana kepada istri Raja dan akhirnya kejahatan mereka sudah mulai terbongkar.
Cucu 1 : Jadi tamat mi riwayatnya ini Jendral dan istrinya, nenek?
Cucu 2 : He…ini suka minting coddo’-coddo’ iyya.
Tenang mako nu dengar tonji itu ceritanya nenek.
Nenek : Tapi biar istri Jendral mengeluarkan kata-kata kasar, istri Raja tetap sabar.
(ADEGAN 12)
Istri Jendral : Owh…owh…owh…rupanya ada rapat keluarga disini.??!!
Istri Raja : Tidak, kami hanya bicara tentang kakaknya.
Istri Jendral : Oh..jangan mimpi bahwa kakakmu akan kembali. Asal kamu tau, sebentar lagi suamiku akan menjadi raja dan istana yang megah ini menjadi milikku dan kau akan disingkirkan.
Istri Raja : appaaa…??
Istri Jendral : ti..tidak, aku tidak berkata apa-apa.
Istri Raja : sungguh kamu tega ingin melakukan ini semua?? Tak sadarkah engkau bahwa masih ada Tuhan yang melindungi hamba-Nya. Aku akan sampaikan kepada Raja. Apa bila kau tetap ingin melakukannya.
(ADEGAN 13)
Nenek : setelah itu mereka masing-masing pergi menemui suaminya. Dan pangeran sudah sampai di gerbang. Pangeran pun kaget melihat banyak perubahan di istana.
(ADEGAN 14)
Pengawal Pangeran : Pangeran, akhirnya kita sudah sampai.
Pangeran : Ia, kita bias istirahat dan makan-makan apa yang kita mau. Tidak seperti di hutan.
Pengawal pangeran : Betul pangeran aku sudah tidak sabar masuk ke istana.
Pangeran : hei…!! Kau ini pengawal. Kau harus di belakangku.
Pengawal Pangeran : Baik Pangeran..
Tunggu dulu pangeran, rupanya sudah ada patung di gerbang. Siapa yang memasangnya? Tapi mukanya kaya’ asli pangeran.
Pangeran : wei..kampungan.!! itu bukan patung. Itu manusia.
Lambaco : I nakke mi inni LAMBACO penja gerbang.
Pengawal Pangeran : ahaahaa..haaa… Lambace.?!
Lambaco : I nakke mi inni Lambaco penjaga gerbang. Siapa-siapa yang ingin masuk harus melapor sama saya. Biar Presidan, biar siapa I nakke mi inni Lambaco.
Pengawal Pangeran : Ee…eee..nu tau ji ini?? Dia adalah Putra Raja.
Lambaco : Putra Raja….?? Ahaaahaa…haaaa… pakaianmu seperti itu mengaku anak Raja.??? Anak pengawal atau kau anak yang tak di anggap.
Pangeran : kau bilang apa Lambaco..???
Lambaco : anak yang tak di anggap.
Pangeran : kau telah membangunkan SINGA dari tidurnya.
Lambaco : kau juga belum tahu, kau telah membangunkan BITO-BITO dari tidurnya.
Pangeran : kalau begitu mari kita selesaikan masalah ini.
Lambaco : ayo….
Pengawal Pangeran : tunggu Pangeran, biar saya yang menghadapi.
Lambaco : ayo..keluarkan semua jurus kacang-kacangmu…
(ADEGAN BERKELAHI)
(ADEGAN 15)
Nenek : dalam perkelahian, Lambaco pun terkalahkan dan kembali melapor ke Jendralnya yang sedang berbincang-bicang bersama istrinya.
(ADEGAN 16)
Istri Jendral :Maafkan aku suamiku..?!
Jendral : hei…ada apa ini. Kaya’ setan saja yang disambar gledek.
Istri Jendral : Maafkan aku suamiku..
Aku tidak sengaja mengatakan yang sebenarnya kepada istri Raja.
Jendral : Apa kamu bilang.???? Sangat bodoh kau. Kau akan menggagalkan semua rencana kita.
Istri Jendral : Maafkan aku suamiku.
Jendral : aku sudah memaafkanmu.
Kalau begitu secepatnya aku harus pergi menghadap kepada Raja.
Lambaco : Pak bos……pak bos……pak bos…..
Jendral : Ada apa lambaco.??
Lambaco : Begini tuan…ada 2 orang yang mengaku sebagai Pangeran di gerbang.
Jendral : terus, kemana orang itu.????
Lambaco : dia berhasil masuk tuan dan mengalahkan saya dalam peperangan.
Jendral : sungguh…kalian semua bodoh. Yang satu keceplosan dan membongkar semua rencanaku, yang satunya lagi membebaskan pangeran masuk ke istana.
Lambaco : Dia sangat kuat tuan.
Jendral : begini, secepatnya aku harus pergi menemui Raja dank au berdua pergi menggagalkan pangeran.
(ADEGAN 17)
Nenek : sang Jendral pun cepat-cepat lari dan menemui Raja. Lalu melaporkan masalh gerbang.
(ADEGAN 18)
Raja : Ada apa Jendral.?
Jendral : Hamba paduka. Lapor paduka ada 2 orang yang berani masuk ke istana ini dan mengalahkan pengawalku. Dia sangat kuat.
Raja : Siapa dia? Dan sekarang dia ada dimana?
Jendral : dia mengaku sebagai pangeran paduka.
Sekarang dia ada diluar paduka.
Raja : kalau begitu ayo kita kesana dan mengusir orang itu.
(ADEGAN 19)
Nenek : Di luar istana pangeran bersama pengawalnya sudah bertemu Ibunda dan adiknya.
(ADEGAN 20)
Pengawal Pangeran : Pangeran, itu bundamu bersama adikmu.
Pangeran : Ia.. bunda….
Istri Raja : anakku… aku sangat merindukanmu.
Pangeran : Ia, aku juga sangat rindu kepada Ibunda.
Anak Raja : Ia, kakanda… aku juga sangat merindukan kakak.
Pangeran : Bunda… mana ayahanda??
Istri Raja : Dia ada di dalam, nak.
Pangeran : Bunda, ada yang perlu saya sampaikan kepada bunda. Bahwa sebenarnya aku diusir dari istana ini gara-gara jendral yang jahat itu.
(ADEGAN 21)
Nenek : dan tiba-tiba, Raja, Sang jendral, Lambaco, dan istri jendral dating dan memotong pembicaraan Pangeran dan Ibundanya.
(ADEGAN 22)
Istri Raja :Ia nak, Bunda sudah tau itu semua.
Raja : rupanya kau anak durhaka yang selalu memfitnah Jendral.
Jendral : Usir dia paduka. Dia adalah anak yang tidak mau mengembangkan istana.
Istri Raja : tunggu kanda. Anak kita tidak bersalah, melainkan orang yang kanda percaya ternyata musuh dalam selimut.
Raja : Betulkah itu dinda.??
Anak Raja : Ia ayahanda, tadi aku sendiri mendengar semua
Raja : Jendral, ternyata kau semua yang melakukan ini semua !!
(ADEGAN 23)
Nenek : Jendral pun ketahuan dan tiba-tiba Jendral menikam Raja dari belakang dengan badiknya, dan mengakui semua rencana busuknya.
(ADEGAN 24)
Jendral : Ia, semuanya aku yang melakukan.
Raja : mengapa kamu tega melakukan ini semua jendral.??
Jendral :karena aku ingin menjadi raja dan menguasai istana ini. Haa..hahaahaa..haa…
(ADEGAN 25)
Nenek : Pangeran pun tidak terima kematian ayahandanya dan membunuh Jendral.
(ADEGAN 26)
Pangeran : kau telah membunuh Rajamu sendiri, kau juga harus disingkirkan di muka bumi ini.
Jendral : Haahaaahaaa… Apa kamu bilang.???
Ini tak semudah apa yang kau bayangkan.
Pangeran : kalo begitu ayo kita buktikan. Ayo…
(ADEGAN BERKELAHI ANTARA JENDRAL DAN PANGERAN BEGITU PULA PARA PENGAWAL MEREKA DAN JENDRAL BESERTA PENGAWALNYA TERKALAHKAN)
Istri Jendral : kalian telah berhasil membunuh suamiku. Kini giliranmu permasyuri raja yang aku singkirkan. ( berlari dan menikam istri raja, namun istri jendral pun terbunuh oleh pengawal Pangeran )
(ADEGAN 27)
Nenek : pada akhirnya, Cuma pangeran dan adiknyalah yang bertahan hidup. Lalu, mereka pun memulai hidup baru dan membangun kembali Kerajaan Sarung.
BERSAMBUNG
Kami tidak dapat mempersembahkan apapun buat teman-teman, selain kerja keras, keringat, darah dan air mata, salam "PANRITA" Kreasi tapa Batas